English |  Bahasa Indonesia |  Deutsch

Pengantar

Program transliterasi (alih aksara) ini diciptakan untuk mengalihaksarakan tulisan huruf Latin menjadi tulisan aksara Batak Toba. Teks sumber bisa dipilih menjadi bahasa Batak, bahasa Indonesia, atau bahasa Jerman. Transliterasi Batak (Latin) menjadi Batak (Surat Batak) berjalan tanpa masalah apa-apa asal bahasa Batak ditulis sesuai dengan ejaan yang baku: songon i, misalnya, jangan ditulis songoni, dan demikian juga dengan na, ni, di, do, dan ma agar jangan digabung melainkan ditulis terpisah – kecuali jika di- adalah awalan pasif yang, tentu saja, ditulis sambung: didokhon. Hendaknya Anda gunakan ejaan sesuai dengan ejaan yang asli dan jangan sesuai dengan lafalan: misalnya kampung Bangkara jangan ditulis Bakkara, pintu jangan ditulis pittu, unsok jangan ditulis ucok, angka jangan ditulis akka, dan sebagainya.

Kata dan teks dalam bahasa Indonesia juga dapat dialihaksarakan menjadi aksara Batak dengan catatan bahwa Surat Batak tidak mengenal huruf c, f, q, v, x, dan z serta bunyi h pada akhir suku kata (ru-mah, rah-mat). Huruf mubazir q dan x tidak menjadi masalah karena tidak terdapat dalam bahasa Indonesia dan senantuasa dapat dialihkan menjadi k dan ks.

Bunyi c yang sering terdapat dalam bahasa Indonesia tidak terdapat dalam bahasa Batak Toba akan tetapi sering ditemukan dalam bahasa Mandailing yang menulisnya sebagai bunyi s ditambah dengan tompi (tanda baca yang berupa dua garis horisontal).

Bunyi ny juga tidak terdapat dalam bahasa Toba tetapi lazim digunakan dalam bahasa Indonesia dan juga dalam bahasa Mandailing sehingga kita meminjam aksara Mandailing NYA.

Satu lagi bunyi yang tidak terdapat dalam bahasa Toba adalah bunyi h pada akhir suku kata (ru-mah, rah-mat). Dalam hal ini kita tidak bisa menggunakan aksara HA karena aksara tersebut selalu dilafalkan k bila berada pada akhir suku kata. Dalam hal ini untuk penulisan kata Indonesia sebaiknya kita meminjam anak ni surat h dari surat Batak versi Pakpak dan Karo.

Huruf f, v, dan z hanya terdapat dalam bahasa Indonesia untuk menulis kata yang berasal dari bahasa asing: zaman (bahasa Arab), firasat (bahasa Arab), vespa (bahasa Itali). Bunyi f dalam bahasa Indonesia hampir selalu menjadi p sehingga f dialihkan sebagai p: fikir menjadi pikir, foto menjadi poto. Bunyi z lazim dilafalkan j dalam bahasa Indonesia sehingga kita pun memilih aksara JA untuk menuliskan z: zaman menjadi jaman.

Huruf v hanya terdapat dalam kata asing, dan selalu dilafalkan sebagai f atau p sehingga transtoba2 pun mengalihkannya menjadi p: Vespa menjadi Pespa,

Teks berbahasa Jerman juga dapat dialihaksarakan menjadi Surat Batak, namun perlu diingat bahwa program kami dalam hal mengalihaksarakan bahasa Jerman belum berfungsi secara sempurna dan hendaknya hanya digunakan untuk mengalihaksarakan nama orang atau nama tempat.

Besar harapan bahwa program kami ini berguna dan apabila Anda mempunyai saran silakan email kami di

uli (@) bahasa.net dan transtoba2 (@) manducus.net.
Hapuslah tanda kurung serta spasi sebelum menggunakan alamat email tersebut.

Uli Kozok & Leander Seige

Norden & Leipzig 29/6/2008

Gambar: Danau Toba, Foto: GNU FDL (c) 2007 Mimihitam/Wikimedia.
language flag icons: www.icondrawer.com, webdesign: www.seige.net